Selasa, 31 Januari 2012

Fenomena Awan Aneh Setelah Gempa

Dua gempa dasyat yang mengguncang jogja dan padang meninggalkan fenomena aneh yang sempat terekam kamera. Dijogja beberapa saat setelah gempa tampak ada sekumpulan awan besar mirip awan yang terjadi di Hirosima jepang ketika bom nuklir dijatuhkan. posisi awan ada dilaut selatan pulau jawa.

Padang telah melahirkan banyak fenomena alam. Berikut ini ada beberapa yang tertangkap kamera.

1. Sedangkan fonmena yang terjadi pada saat gempa padang kemarin adalah bentuk awan yang menyerupai sepasang mata yang memandang dengan tajam. mata tersebut terlihat sangat menyeramkan. Ini dia gambarnya :

fenomena lain yang tertangkap kamera terjadi saat gempa tahun 2008.
Bulan Sabit Tersenyum


2.  Pada awal bulan Desember 2008 langit diatas kota Padang dijumpai fenomena aneh, yang sempat terekam dalam dokumentasi foto. Hari Senin malam sekitar pukul 19.30 WIB, bulan sabit laksana tersenyum di langit kota Padang. Fenomena ini berlangsung sekitar beberapa jam lamanya.

Bulan sabit yang berada di tengah-tengah agak kebawah diantara dua planet itu seakan membentuk seraut wajah yang sedang tersenyum. Posisi dan konfigurasi dari bulan sabit tersenyum ini tak lazim, sebab biasanya posisi bulan sabit itu berada di di samping tengah-tengahnya dua planet, yaitu Mars-Jupiter atau Venus-Merkerius.


3. Fenomena ‘Halo’ atau ‘Lingkaran Halo’.

Fenomena Halo

Pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009, sekitar pukul 11.00 WIB, langit Padang dihiasi fenomena unik, yakni matahari terlihat dikelilingi lingkaran seperti cincin pelangi.
Fenomena ini biasa disebut sebagai fenomena ‘halo’. Biasanya ini dijumpai pada saat bulan purnama atau pada saat matahari bersinar terang di siang hari.

Fenomena ini adalah sejenis fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Hal ini akibat dari refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh kristal es atau uap air yang berada dalam awan sirus, sehingga lingkaran cahaya itu menampilkan penampakan yang seakan-akan ada pelangi mengelilingi Matahari atau Bulan.

Fenomena halo ini sebenarnya bukanlah monopoli fenomena yang muncul saat suatu daerah sedang terkena gempa. Seringkali fenomena ini muncul di beberapa daerah yang tak terkena bencana gempa. Diantaranya, tercatat pernah terjadi di Bandung, Bogor, Jakarta pada tanggal 27 september 2007, kemudian di Makasar pada tanggal 29 oktober 2007, lalu di Padang pada tanggal 29 maret 2008.

Namun, fenomena halo yang berkait dengan refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh uap air, jika dikaitkan dengan fenomena awan gempa yang berkaitan dengan uap air, maka sangat bisa jadi kedua fenomena ini ada korelasi keterkaitannya.

Dalam arti kata, sangat bisa jadi akibat dari tumbukan lempengan kerak bumi yang mengakibatkan gempa, itu memicu meningkatnya temperatur suhu udara di lokasi, selanjutnya memicu peningkatan penguapan air, sehingga tercipta konsentrasi partikel uap air, lalu menimbulkan fenomena halo yang merupakan pembiasan cahaya matahari.

Sangat bisa jadi, awan gempa ini sesungguhnya telah muncul di langit kota padang, akan tetapi karena tipisnya awan itu maka tanda kehadirannya adalah lingkaran cahaya di sekeliling matahari, atau lingkaran halo.


4. Kemunculan ‘awan berlafazkan huruf Allah’.

Sesaat seusai sholat Jumat pada tanggal 2 Oktober 2009, dilaporkan adanya awan yang membentuk huruf hijaiyah bertuliskan ‘Allah’ menghiasi langit di atas tanah Minang dimana dahulu pernah dilahirkan tokoh ulama besar, Buya Hamka.

Awan Allah di Padang
Tentunya fenomena awan ini tak terkait dengan fenomena awan gempa.

Dari penelusuran di internet fenomena yang terjadi pada saat sebelum ataupun sesudah gempa adalah hal yang biasa. Fenomena yang biasa muncul sebelum terjadinya gempa, salah satunya adalah ‘awan gempa’. Awan yang biasa disebut juga dengan nama ‘awan Cirrostratus’ ini bentuknya berbeda memanjang seperti asap yang keluar dari pesawat. Awan ini untuk wilayah tropis berada di ketinggian sekitar 6.000-18.000 meter di daerah permukaan laut.

Di Jepang, fenomena awan gempa ini disebut dengan nama ‘Kagida Cloud’ atau ‘Awan Kagida’. Awan ini dipakai sebagai salah satu isyarat tanda-tanda alam akan terjadinya gempa bumi, dengan perkiraan sumber gempa berada di titik paling tengah awan gempa tersebut.

Peristiwa fenomena awan gempa ini ditengarai muncul di beberapa wilayah-wilayah yang pernah dilanda gempa besar. Misalnya, diantaranya, tahun 1622 di Guyuan Ningxia, China. Lalu, tahun 1978 di Kanto Jepang awan ini muncul sehari sebelum terjadinya gempa. Selanjutnya, tahun 1995 di Kobe Jepang, awan ini muncul 8 hari sebelum terjadinya gempa yang dahsyat. Tahun 2006, awan ini juga muncul di langit kota Yogyakarta saat wilayah itu diguncang gempa yang dahsyat.

Tidak ada komentar: